Lanjut ke konten

Gloukoma si Pencuri Pengelihatan

Oktober 17, 2011

Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.

Glaukoma bisa menyerang siapa saja. Deteksi dan penanganan dini adalah jalan satu-satunya untuk menghindari kerusakan penglihatan serius akibat glaukoma. Bagi Anda yang berisiko tinggi disarankan untuk memeriksakan mata Anda secara teratur sejak usia 35 tahun. Faktor risiko:

  1. Riwayat glaukoma di dalam keluarga.
  2. Tekanan bola mata tinggi
  3. Miopia (rabun jauh)
  4. Diabetes (kencing manis)
  5. Hipertensi (tekanan darah tinggi)
  6. Migrain atau penyempitan pembuluh darah otak (sirkulasi buruk)
  7. Kecelakaan/operasi pada mata sebelumnya
  8. Menggunakan steroid (cortisone) dalam jangka waktu lama
  9. Lebih dari 45 tahun

Jenis-jenis Gloukoma :

Primary Open-Angle Glaucoma GLAUKOMA Sudut-Terbuka Primer

Glaukoma Sudut-Terbuka Primer adalah tipe yang yang paling umum dijumpai. Glaukoma jenis ini bersifat turunan, sehingga risiko tinggi bila ada riwayat dalam keluarga. Biasanya terjadi pada usia dewasa dan berkembang perlahan-lahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Seringkali tidak ada gejala sampai terjadi kerusakan berat dari syaraf optik dan penglihatan terpengaruh secara permanen. Pemeriksaan mata teratur sangatlah penting untuk deteksi dan penanganan dini.

Glaukoma Sudut-Terbuka Primer biasanya membutuhkan pengobatan seumur hidup untuk menurunkan tekanan dalam mata dan mencegah kerusakan lebih lanjut

Acute Angle-Closure Glaucoma GLAUKOMA Sudut-Tertutup Akut

Glaukoma Sudut-Tertutup Akut lebih sering ditemukan karena keluhannya yang mengganggu. Gejalanya adalah sakit mata hebat, pandangan kabur dan terlihat warna-warna di sekeliling cahaya. Beberapa pasien bahkan mual dan muntah-muntah. Glaukoma Sudut-Tertutup Akut termasuk yang sangat serius dan dapat mengakibatkan kebutaan dalam waktu yang singkat. Bila Anda merasakan gejala-gejala tersebut segera hubungi dokter spesialis mata Anda.
Secondary GLAUCOMA GLAUKOMA Sekunder

Glaukoma Sekunder disebabkan oleh kondisi lain seperti katarak, diabetes, trauma, arthritis maupun operasi mata sebelumnya. Obat tetes mata atau tablet yang mengandung steroid juga dapat meningkatkan tekanan pada mata. Karena itu tekanan pada mata harus diukur teratur bila sedang menggunakan obat-obatan tersebut
Congenital GLAUCOMA GLAUKOMA Kongenital

Glaukoma Kongenital ditemukan pada saat kelahiran atau segera setelah kelahiran, biasanya disebabkan oleh sistem saluran pembuangan cairan di dalam mata tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya tekanan bola mata meningkat terus dan menyebabkan pembesaran mata bayi, bagian depan mata berair dan berkabut dan peka terhadap cahaya.

Gejala :

Gejala yang dirasakan pertama kali antara lain : bila memandang lampu neon/sumber cahaya maka akan timbul warna pelangi  di sekitar neon tersebut, mata terasa sakit karena posisi mata dalam keadaan membengkak, penglihatan yang tadinya kabur lama kelamaan akan kembali normal. Hal inilah yang membuat para penderita glaukoma tidak menyadari bahwa ia sudah menderita penyakit mata yang kronis. Penyakit mata glaukoma ini dapat diderita kedua mata dari si penderita dan jalan satu-satunya untuk mengatasi penyakit ini adalah dengan operasi.

Pencegahan dan Pengobatan

Dalam kitab suci Al Quran disebutkan, ” Hai manusia , telah datang kepadamu kitab yang berisi pelajaran dari Tuhanmu dan sebagai obat penyembuh jiwa, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman “. ( QS. 10 : 57 ). Demikian dalam hadits, “Setiap Penyakit itu pasti ada obatnya,  jika tepat obatnya maka Penyakit akan Sembuh dengan izin Allah ‘Azza wa Jalla “. ( HR. Muslim ). Dengan demikian, setiap penyakit yang timbul, maka ada obat penyembuhnya. Demikian pula bagi penyakit glaukoma.

Menurut Dr. Dedi Kartawijaja  untuk pengobatannya,  meski tidak ada cara untuk menyembuhkan glaukoma, namun kehilangan/kerusakan pandangan dapat dikontrol atau dicegah. Penanganan termasuk :

pertama, Tetes mata: cara ini merupakan yang paling umum dan sering dan harus dilakukan secara teratur. Sebagian pasien dapat mendapatkan respon yang bagus dari suatu obat sementara yang lainnya bisa tidak mendapatkan respon, namun pemilihan pengobatan harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan tipe glaukomanya.

Kedua, Laser (laser trabeculoplasty) : ini dilakukan jika obat tetes mata tidak menghentikan kerusakan penglihatan. Pada kebanyakan kasus, meski telah dilakukan tindakan laser ini, obat tetes mata tetap harus diberikan. Tindakan laser ini tidak memerlukan pasien untuk dirawat di rumah sakit.

Ketiga, pembedahan (trabeculectomy) : ini dilakukan jika tetes mata dan penanganan dengan laser gagal untuk dapat mengontrol tekanan bola mata. Sebuah saluran dibuat untuk memungkinkan cairan mata mengalir keluar. Tindakan ini dapat menyelamatkan sisa penglihatan yang ada tapi tidak memperbaiki pandangan.

Sedang pengobatan dengan cara herbal, dari beberapa testimony pengguna obat herbal merujuk pada obat tetes mata herbal radix vitae. Dalam sebuah website radix vitae, disebutkan bahwa penggunaan tetes mata radix vitae ini relatif murah bila dibandingkan dengan operasi mata atau pengobatan kimia seumur hidup. Para penderita glaukoma bisa menemukan dan memakai tetes mata herbal radix vitae ini dan terbebas dari derita berkepanjangan penyakit tersebut.

Untuk pencegahan, Dr Iwan Soebijantoro SpM , dokter spesialis mata dari Jakarta Eye Center memberikan tips : Pemeriksaan dan perawatan mata harus berlangsung secara bertahap. Pada anak usia 2,5 hingga 5 tahun (usia pra sekolah) dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan si anak menderita gangguan tajam penglihatan (refraksi). Pemeriksaan yang terlambat terhadap tajam penglihatan pada anak pra sekolah dapat mengakibatkan anak menderita penyakit mata malas. Penyakit ini istilah bagi mata yang terkena gangguan refraksi yang syaraf penglihatannya tidak berfungsi dengan baik akibat tidak digunakannya mata tersebut untuk membaca atau melihat.

Masuk usia 10 tahun screening lebih dibutuhkan lagi. Bahkan intensitas screening pun menjadi 5 tahun sekali. Sementara pada individu yang sudah mulai memasuki usia 40 tahun screening mata perlu dilakukan setiap setahun sekali. Screening bagi individu usia 40 tahun lebih intensif dengan pertimbangan sejalan pertambahan usia sebagian orang mengalami berbagai penyakit seperti darah tinggi, diabetes, yang efeknya terhadap kesehatan mata sangat besar.

 

sumber : http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2010/08/21/mengenal-penyakit-glaukoma/

                   http://id.wikipedia.org/wiki/Glaukoma

Tinggalkan sebuah Komentar

Tinggalkan komentar